Demak - Intensitas curah hujan yang masih cukup tinggi membuat jalan di sejumlah ruas jalur pantura Semarang-Demak rusak parah.Puluhan titik jalan berlubang tersebut kondisinya membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Berdasarkan pantauan, jalan berlubang dengan kondisi terparah dari arah batas kota (Semarang) bisa dijumpai mulai dari depan Pasar Sayung, Desa Onggorawe (Kecamatan Sayung), Desa Batu dan Desa Wonokerto, Kecamatan Buyaran, jalan lingkar Demak-Kudus serta Jalan Trengguli Mijen. Kondisi jalan berlubang bervariasi dengan kedalaman sekitar 5-15 cm.
Dalam satu lokasi ada lebih dari lima lubang jalan dengan kondisi aspal terkelupas. Slamet (35), supir truk peti kemas mengaku ekstra hati-hati ketika melintasi jalan pantura tepatnya di seberang Pasar Sayung.
Laju kendaraan pun hanya sekitar 10 km/jam lantaran jaspal jalan berlubang hingga kedalaman sekitar 10 cm. Akibatnya, laju kendaraan yang yang ada di belakang truk itu ikut pelan sehingga menyebabkan kemacetan.
“Paling bahaya kalau melintas waktu malam, karena tidak semua Jalan Pantura di Demak terdapat PJU (penerangan jalan umum),” katanya, kemarin.
Ketua FPP DPRD Jateng, H Istajib meminta Pemprov begerak cepat melakukan perbaikan jalan. Jika penanganan menunggu hujan reda, kondisi jalan akan semakin parah. Kerusakan bukan hanya di Demak, tetapi juga di Kendal, Kota Semarang, Jepara, Kudus, Pati, Rembang serta Grobogan.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jalan Nasional Batas Kota Metropolitan Semarang-Demak-Trengguli, Edi Sutarno melalui Pengawas Lapangan, Sri Suyono membenarkan bahwa intensitas hujan yang tinggi selama sepekan terakhir menyebabkan kerusakan jalan di sejumlah ruas pantura.
Mulai Senin kemarin, pihaknya telah melakukan perbaikan aspal jalan yang mengelupas dan berlubang. Belasan titik jalan berlubang saat ini tengah dikebut untuk dilakukan perbaikan.
Belasan titik tersebut mulai dari Semarang antara lain jembatan Pelayaran, jembatan Sringin Kaligawe, lajur kanan Jalan Raya Kaligawe km 7 (Genuk), lajur kanan Jalan Raya Semarang-Demak km 8,1, jembatan Sayung, Jalan Raya Semarang-Demak km 11+225 (lajur kanan), Jalan Raya Semarang-Demak km 12,5 (lajur kanan), jembatan Onggorawe (lajur kanan kiri), Jalan Raya Semarang- Demak km 15 (Desa Batu), Jalan Raya Semarang- Demak km 15,3 (lajur kanan).
Selanjutnya, Jalan Raya Semarang-Demak km 15,7 (lajur kanan), Jalan Raya Semarang- Demak km 20,7 (lajur kanan kiri), Jalan Raya Semarang- Demak km 21-22 (lajur kanan), Jalan Raya Semarang-Demak km 22,5.
Adapun yang sudah dilakukan perbaikan mulai dari arah Semarang di Jembatan Sringin Kaligawe, Jalan Raya Semarang-Demak km 22,3 (lajur kiri), Jalan Raya Semarang Demak km 25,9 (jalan lingkar Demak), jembatan Onggorawe, Jalan Raya Semarang-Demak km 21-22 dan Jalan Raya Semarang-Demak km 22,5.
“Prioritas jalan yang kami perbaiki dengan kondisi kedalaman jalan berlubang hingga 15 cm dan ukurannya sampai 3x3 meter. Jalan berlubang dengan kondisi ini sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan,” imbuhnya.
Selain membahayakan, kerusakan jalan juga mengakibatkan kemacetan karena kendaraan muatan berat terpaksa berjalan pelan, menghindari lubang di jalan. Ada pun perbaikan jalan yang dilakukan ini bersifat darurat, yakni berupa pelapisan hotmix jenis ATB (Asphalt Treated Base) kasar.
Tidak dimungkiri bahwa aspal hotmix ini hanya bertahan tiga hari jika intensitas curah hujan masih tinggi. Tapi jika cuaca sudah normal maka perbaikan jalan itu bisa bertahan hingga satu minggu.
Dikatakannya, perbaikan jalan ini bersifat darurat untuk menambal jalan berlubang sehingga tidak mengganggu kenyamanan maupun keselamatan pengguna jalan. Perbaikan kerusakan jalan ini pun terus dikebut dengan menerjunkan sedikitnya 14 personel tiap hari. Jika cuaca bagus, lima dari 14 personil ini bisa fokus pengaspalan hotmix dan sisanya membersihkan median jalan serta melakukan pemotongan rumput. Sebaliknya, jika cuaca masih buruk maka mereka hanya bisa fokus pada perbaikan jalan berlubang.