Kota Batu - Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, bekerja sama dengan investor dari Singapura akan membangun kereta gantung (cable car) senilai Rp. 150 miliar untuk mendukung pengembangan sektor wisata di daerah itu.
"Pemkot sudah melakukan kesepakatan dengan investor Singapura tersebut dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) sebagai penanggungjawab proyek," kata Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Jumat.
Ia mengakui proyek pembangunan kereta gantung tersebut memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp. 150 miliar. Dana sebesar itu di antaranya untuk pembebasan lahan milik warga yang berada di kawasan pembangunan.
Saat ini, katanya, pemkot melakukan survei di beberapa titik akan menjadi titik pembangunan kereta gantung, seperti di Jalan Sultan Agung, kawasan Alun-alun dan Batu Night Spectacular (BNS).
Pembangunan kereta gantung, lanjutnya, ditargetkan segera selesai dan bisa dioperasikan. "Dengan adanya kereta gantung diharapkan bisa membantu wisatawan yang berkunjung ke Batu, bahkan mampu menambah pendapatan daerah dari sektor Pariwisata Kota Batu," ujarnya.
Tahun ini, kata Eddy, dilakukan kajian terlebih dahulu mengenai proses pembangunan kereta gantung oleh tim dari ITS, sedangkan pembangunannya, dilakukan sekitar akhir 2014 atau awal tahun depan.
Namun, Pemkot Batu bersama investor sudah mengawali melakukan kajian terhadap titik-titik yang akan dibangun untuk tiang penyangga. Bahkan, muncul gagasan, kereta gantung akan menghubungkan Jatim Park 2, Pasar Besar Batu dan Selecta atau jaringan melintasi Jatim Park 2, Gunung Wukir dan Selecta.
Hanya saja, kajian awal itu terkendala adanya sutet yang melintas di Jalan Sultan Agung mengarah ke barat. "Mungkin dengan adanya kajian tim pakar, nanti akan ada titik-titik yang tepat untuk pembangunan kereta gantung tersebut," ucapnya.
Pembangunan kereta gantung itu, ujar Eddy, harus tetap memperhatikan budaya dan mengedepankan pertanian karena menjadi potensi utama masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang diambil, juga tidak boleh mengorbankan kepentingan masyarakat.
Sebelumnya Kepala Bappeda Kota Batu Enny Rachyuningsih menjelaskan MoU dengan ITS itu juga menyangkut masalah pendidikan, artinya anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi di kota itu akan mendapatkan peluang masuk ITS melalui program beasiswa.
ITS, katanya, selama ini sudah memberlakukan ketentuan kuota 20 persen anak-anak kurang mampu di Jatim bisa menempuh pendidikan tinggi di kampus itu melalui program beasiswa.
"Selain memberlakukan kuota 20 persen untuk mahasiswa kurang mampu, ITS juga masih membuka peluang beasiswa lainnya bagi anak-anak Kota Batu," ujarnya.