Senin, 24 Maret 2014

Perkerasan Jalan Aspal Vs Jalan Beton

http://www.mediaproyek.com/

Jalan merupakan sarana prasarana yang sangat penting bagi perekonomian. Dengan jalan yang bagus, akan mempercepat pertumbuhan perekonomian di suatu daerah. Jenis perkerasan jalan yang sering kita lihat di sekeliling kita adalah jalan aspal dan jalan beton. Pada postingan kali ini, kami mencoba untuk membandingkan perkerasan jalan aspal dengan jalan beton yang kami peroleh dari berbagai sumber.

Perkerasan Jalan Aspal.
  1. Faktor Biaya. Perkerasan jalan aspal pada umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi yang lebih rendah daripada perkerasan beton. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan aspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber material baru. Selain itu perkerasan aspal membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi selama umur rencana.
  2. Faktor Waktu. Umunya selesai konstruksi, perkerasan aspal tidak perlu menunggu waktu yang lama, atau bisa langsung melayani kendaraan. Bila satu dan lain hal perkerasan aspal perlu dibongkar atau direcycling, maka waktu yang diperlukan juga tidak lama, dengan kemampuan alat yang tidak terlalu besar.
  3. Keawetan dan Kekuatan. Perkerasan aspal bila diperlihara dengan baik bisa bertahan sampai 10 tahun sebelum dilakukan pekerjaan peningkatan atau overlay.
  4. Kenyamanan dan Keselamatan. Umumnya perkerasan aspal sangat nyaman untuk dilalui, terlebih pada konstruksi campuran panas, dimana kekerasannya cukup rendah, yang juga mengurangi kebisingan. Warnanya yang hitam dan gelap tidak memberikan efek silau pada siang hari.
  5. Aspek Konstruksi dan Peralatan. Secara historis, perkerasan aspal sudah lebih dikenal dan lebih awal dibangun dari perkerasan beton. Peralatan yang digunakan juga beragam, dari yang sederhana untuk konstruksi pelaburan atau makadam, hingga yang lebih lengkap (asphalt mixing plant) untuk konstruksi campuran panas. Pengalaman kontraktor di bidang konstruksi perkerasan aspal juga sudah lebih lama dan meluas.
  6. Dampak Lingkungan. Kecuali pada tipe asal emulsi, perkerasan aspal umumnya memerlukan energi yang tinggi, baik pada waktu pencampuran, penghamparan maupun pemadatan.

Perkerasan Jalan Beton.
  1. Faktor Biaya. Biaya awal konstruksi perkerasan beton walau masih di atas perkerasan aspal, namun karena pemeliharaannya sedikit dan umur rencananya lebih panjang, maka biaya totalnya (life cycle cost) akan lebih rendah dari perkerasan aspal.
  2. Faktor Waktu. Karena kekuatan beton selesai dicor masih rendah, maka perlu menunggu waktu lama (28 hari) untuk bisa dilewati lalu lintas.
  3. Keawetan dan Kekuatan. Umumnya perkerasan beton bila pada awal pengecoran dirawat dengan baik, umur pelayanannya bisa mencapai lebih dari 20 tahun.
  4. Kenyamanan dan Keselamatan. Perkerasan beton memang tidak senyaman perkerasan aspal (nilai kekerasan rata-rata di atas 4m/km), terutama pada kecepatan tinggi, dimana selain kekasaran, pengaruh sambungan juga terasa, dan ini meningkatkan kebisingan.
  5. Aspek Konstruksi dan Peralatan. Perkerasan beton mulai dikenal luas di Indonesia sejak pertengahan tahun 1980-an, dimana saat itu pabrik-pabrik semen masih memiliki kapasitas produksi berlebih untuk kebutuhan domestik dan ekspor.
  6. Dampak Lingkungan. Dari segi bahan baku, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi semen atau aspal per satuan volume mungkin tidak jauh berbeda. Namun karena kebutuhan aspal dalam campuran hanya 5-6%, sedangkan semen bisa lima kali lipatnya, maka energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan baku semen akan lebih besar dari aspal untuk volume perkerasan jalan yang sama. Walaupun demikian, secara total karena pencampuran semen, air dan agregat merupakan proses kimia, tanpa memerlukan pemanasan, maka energi yang dibutuhkan untuk membentuk perkerasan beton jauh lebih rendah dari perkerasan aspal.

Demikian sedikit ulasan tentang perkerasan jalan aspal dengan jalan beton. Terima kasih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar