Jakarta - Kementerian Perumahan Rakyat pada tahun 2014 berencana akan membangun 250.000 rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2013, yakni sebanyak 121 ribu unit.
Melalui program rumah murah tersebut, masyarakat berpenghasilan rendah diharapkan mampu membeli tempat tinggal dengan lebih ringan, baik cicilan per bulan maupun uang mukanya.
Program pembangunan rumah sederhana tersebut sendiri memakai dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan suku bunga yang cukup ringan dan atau suku bunga tidak ada perubahan selama masa kredit.
Dengan nilai jual yang murah dan relatif kecil, tentunya menjadi solusi bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan rumah yang layak dan sesuai.
Sementara itu, perubahan mendasar dalam kondisi demografi, ekonomi, sosial, sangat mempengaruhi pembangunan perumahan perkotaan. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan yang cepat dari populasi dan urbanisasi yang terus meningkat, yang mana kemudian berdampak pada kebutuhan perumahan yang semakin meningkat pula.
Sementara dana pemerintah terbatas untuk membangun infrastruktur, termasuk perumahan publik dan pendapatan masyarakat juga menghadapi beban yang cukup berat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang terjangkau dan sesuai.
Oleh karena itu, perlu adanya teknologi inovatif dan sangat penting artinya adanya kebijakan pembangunan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.
Pemerintah juga mengembangkan rumah murah yang memiliki daya tahan lebih lama dan pembangunannya yang lebih cepat dalam upaya memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Jenis rumah itu diberi nama Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan Rumah Kayu Instan (RIKA) dapat dibangun hanya dalam waktu tujuh hari.
Tipe rumah Risha dan Rika adalah hasil inovasi Kementerian Pekerjaan Umum yang sudah dikembangkan sejak tahun 2012 tersebut, telah dibangun di beberapa daerah di Indonesia seperti sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Jenis rumah Risha yang berbasis beton bertulang dan Rika yang berbasis kayu olahan ini memiliki keunggulan masing-masing dan ramah lingkungan.
Risha dan Rika merupakan teknologi konstruksi bangunan rumah sederhana, yang memiliki keunggulan cepat bangun dan dapat dibongkar pasang (knockdown) dan yang tidak kalah penting jenis rumah ini juga memiliki daya tahan terhadap gempa.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dewasa ini juga mengembangkan “Biokontaktor” yang merupakan fasilitas septiktank yang menjadi solusi bagi warga yang rumahnya memiliki lahan cukup sempit.
Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan mempercepat pembangunan perumahan karena mampu diproduksi secara massal.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan membantu perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk Polri. Hal ini karena pemerintah menginginkan seluruh lapisan masyarakat memiliki rumah layak huni.
Begitu juga bagi Pegawai Negeri Sipil dan santri, Kemenpera juga membantu dalam pengadaan rumah dengan cicilan ringan tersebut. Untuk 2013 saja, Kemenpera telah membangun 200 lokasi rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar