Setelah pada kesempatan yang lalu telah kita bahas tentang Proyek EPC Beserta Segenap Problematikanya, pada kesempatan kali ini akan kami bahas tentang Alur Kerja Proyek EPC.
Pelaksanaan proyek EPC diawali dengan kegiatan engineering yang meliputi kegiatan engineering dasar dan rinci. Kegiatan engineering dasar dimulai dengan pengembangan rancang bangun dan perekayasaan proses yang diperoleh dari pemilik teknologi. Kemudian dilakukan optimalisasi terhadap konsepsi desain dan diagram alir proses, yang dilanjutkan dengan pengembangan plot plant pabrik atau suatu fasilitas tertentu. Pada tahapan ini konsepsi dasar dari sistem kontrol suatu fasilitas mulai ditentukan, demikian juga dengan pengembangan spesifikasi peralatan-peralatan fasilitas. Sedangkan pada kegiatan engineering rinci dilakukan rancang bangun dan perekayasaan sipil dan struktur, pemipaan, kelistrikan serta instrumentasi. Dengan banyaknya jenis kegiatan engineering yang dilakukan dibutuhkan kemampuan dalam mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu keteknikan seperti proses, mekanikal (process equipment, machinery, furnace), sipil dan struktur, piping, elektrikal dan instrument engineering.
Kegiatan Procurement meliputi kegiatan-kegiatan pembelian, ekspedisi, pengapalan dan transportasi, serta inspeksi dan pengendalian mutu untuk seluruh peralatan dan material pabrik. Peralatan dan material yang dibeli bisa berasal dari dalam maupun luar negeri. Setelah barang yang dibeli tiba dilokasi proyek kegiatan selanjutnya adalah penyimpanan dan mengeluarkan untuk keperluan konstruksi. Kegiatan procurement tidak hanya terfokus pada pengadaan barang saja, tetapi juga pengadaan jasa seperti jasa konstruksi yang perlu dilakukan subkontrak.
Kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan menggunakan kombinasi sistem penanganan baik secara langsung (direct hire) maupun subkontrak. Kegiatan ini meliputi perencanaan konstruksi penyiapan lahan, pemancangan, konstruksi pondasi dan struktur baja, instalasi peralatan mekanikal, pemipaan, instalasi listrik, instalasi intrumentasi dan sistem kontrol. Sesuai skema EPC pemilik memberi kepercayaan kepada kontraktor untuk mengerjakan proyek mulai dari tahap desain engineering, melakukan pembelian material dan peralatan, melaksanakan konstruksi, serta melakukan testing dan commissioning hingga suatu fasilitas yang telah berhasil dibangun dapat menghasilkan suatu performansi / produk tertentu dengan kualitas dan kapasitas yang dikehendaki Pemilik. Jadi bagian akhir dari lingkup pekerjaan kontraktor adalah melakukan testing terhadap fasilitas yang dibangun untuk memastikan fasilitas telah mampu menghasilkan suatu produk dengan kapasitas dan spesifikasi tertentu.
Demikian sedikit ulasan tentang alur kerja proyek EPC. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar