Bandar Lampung - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tengah mempersiapkan realisasi jalan tol sepanjang sekitar 2.750 km memanjang dari Provinsi Lampung hingga ke Nanggroe Aceh Darussalam dimulai tahun 2014.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumatera Selatan Bastian S Sihombing di Bandarlampung, jalan lintas yang baru dan relatif tertutup serupa jalan tol di Sumatera ini dirancang dari Lampung hingga ke Aceh dan masuk dalam skema pembangunan Trans Sumatera Highway ke jalur Asian Highway.
Jalan itu, menurut dia, sedang dalam proses kajian atau perencanaan oleh pemerintah pusat melalui Ditjen Bina Marga Kementerian PU.
Saat ini, menurut Bastian lagi, jalur transportasi darat di Sumatera mengandalkan ruas Jalan Lintas Sumatera khususnya Jalan Lintas Timur dari Lampung ke Provinsi Sumatera Selatan dan daerah lain di Sumatera sebagai penghubung antarprovinsi di Pulau Sumatera ke Pulau Jawa dengan multimoda melewati Pelabuhan Bakauheni-Merak.
"Jalur jalan itu merupakan transportasi darat yang vital dan utama sebagai sarana pengangkutan logistik berupa sembako, bahan industri dan lainnya maupun angkutan transportasi orang dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya," ujar dia.
Namun jalur jalan lintas utama yang sangat penting itu menjadi tempat semua kendaraan dapat melewatinya tanpa dapat dilakukan pembatasan yang diperlukan.
Setiap hari setidaknya 20.000 unit kendaraan melewati jalan jalan negara lintas Sumatera ini, sehingga menjadi sangat padat, rawan kemacetan bila terjadi masalah pada ruas jalannya, dan sering terjadi kerusakan walaupun perbaikan dan perawatannya secara rutin terus dilakukan, katanya.
"Semua kendaraan termasuk lalu-lintas kendaraan lokal bercampur di Jalan Lintas Timur Sumatera itu," ujar dia.
Akibatnya, kata Bastian lagi, pada titik tertentu terjadi kemacetan arus lalu-lintas dan dapat menghambat kelancaran arus kendaraan yang melaluinya.
Kondisi tersebut, katanya, mengakibatkan waktu tempuh kendaraan angkutan logistik dari Aceh menuju Jakarta sebelumnya mencapai sekitar tiga hari dua malam, saat ini bisa lebih lama lagi.
Dampaknya, biaya angkutan per satuan volume makin tinggi dan mendorong terjadi peningkatan harga bahan pokok dan logistik serta bahan industri maupun pertanian yang diangkut makin mahal dan tidak kompetitif, ujarnya pula.
Karena itu, Pemerintah berupaya mencarikan solusinya, antara lain dengan merencanakan membuat jalur jalan baru yang relatif tertutup serupa jalan tol.
"Secara parsial pembangunan jalan tol itu sudah dimulai, walaupun secara total pembangunan jalan alternatif dari Aceh ke Lampung itu sedang dalam pengkajian oleh pemerintah pusat," katanya lagi.
Beberapa ruas jalan tol yang menjadi bagian pembangunan Trans Sumatera Highway itu mulai dibangun, yaitu di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung.
Diharapkan pembangunan Trans Sumatera Highway itu tidak hanya mengandalkan dana APBN maupun APBD, melainkan bekerjasama dengan investor swasta.
Menurut Bastian, untuk membangun jalan baru dari Lampung ke Aceh sekitar 2.750 km itu, setidaknya diperlukan dukungan pembiayaan yang mencapai Rp200 triliun dan perlu dibangun dalam beberapa tahapan ke depan.
Diharapkan jajaran Pemerintah Daerah maupun warga yang dilalui ruas jalan Lampung ke Aceh itu dapat mendukung pembangunannya, sehingga dapat terwujud dengan baik, ujar Bastian Sihombing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar