Sabtu, 09 November 2013

Menengok Lebih Dekat "Jembatan Merah" Surabaya

http://www.mediaproyek.com/

Surabaya - Pada tanggal 10 November ini yang bertepatan dengan Hari Pahlawan, tak ada salahnya kita menengok lagi bangunan bersejarah Jembatan Merah di Surabaya yang menjadi salah satu saksi "keheroikan" masyarakat Surabaya.

Jembatan Merah dibentuk atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda.

Sejak saat itu, daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial dan menjadi jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada era itu.

http://www.mediaproyek.com/

Jembatan Merah berubah secara fisik sekitar tahun 1890an, ketika pagar pembatas diubah dari kayu menjadi besi. Saat ini, kondisi jembatan yang menghubungkan jalan Rajawali dan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya ini hampir sama seperti jembatan lainnya, dengan warna merah tertentu.

Di sekitar jembatan, terdapat beberapa bangunan peninggalan Belanda lainnya yang masih difungsikan dan terletak di selatan Jembatan Merah. Selain itu, terdapat pula pusat perbelanjaan yang terkenal di Surabaya yaitu, Jembatan Merah Plaza.

Jembatan Merah pernah menjadi saksi hidup dari tentara Indonesia, khususnya pahlawan-pahlawan Surabaya yang berjuang melawan kolonialisme Belanda. Oleh karena itu, tidak peduli kondisi yang mungkin terjadi hari ini, Jembatan merah adalah warisan penting bagi sejarah Indonesia. Jembatan Merah merupakan pahlawan yang masih hidup dan akan terus hidup melawan waktu. Mari kita bersama-sama merawat bangunan-bangunan kuno khususnya Jembatan Merah ini sehingga kondisinya tidak rusak dan terus menjadi cerita dan diwariskan kepada anak cucu kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar