Rabu, 02 Oktober 2013

Type Transformator Beserta Kelebihan Dan kekurangannya


Transformator sangat kita butuhkan dalam dunia kelistrikan, karena alat tersebut merupakan alat utama yang kita pakai untuk mentransfer suatu tegangan tertentu terhadap tegangan yang dibutuhkan oleh konsumen. Transformator juga merupakan alat yang dipakai untuk memanipulasi drop power ataupun memanipulasi biaya yang akan di keluarkan untuk menghantarkan daya dari suatu tempat tertentu menuju pusat pembagi beban.

Pada kesempatan yang lalu telah dibahas mengenai cara menghitung daya transformator (trafo). Pada kesempatan kali ini akan dibahas type dari transformator. Transormator terbagi dengan sangat banyak tipe. Namun ada 2 type yang sering dibicarakan / digunakan, yaitu :
  1. Dry Type Transformer (DTT).
  2. Oil Cooled Transformer (OCT).

Berikut akan kami jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing type transformator tersebut di atas, antara lain :
  1. DTT memiliki Low maintenance cost karena pembersihan debu secara rutin. Sedangkan OCT membutuhkan pengecekan oli secara rutin, purifikasi dan penggantian oli yang membutuhkan biaya sangat tinggi.
  2. DTT Bisa diinstall sedekat mungkin dengan beban (Panel distribusi, MCC, dll, sehingga akan mengurangi losses dari transmisi (memungkinkan menggunakan bus-duct dari trafo ke beban). Sedangkan OCT tidak memungkinkan.
  3. DTT Membutuhkan space lebih sedikit untuk installasi dan bisa diintegrasikan dengan incoming VCB cubicle dan panel distribusi. Sedangkan OCT tidak memungkinkan, harus menggunakan kabel.
  4. DTT memiliki potensi kebakaran di substation lebih rendah karena tidak menggunakan oil dibanding OCT.
  5. Untuk beban-beban high rise Commercial building, DTT dapat ditempatkan di dalam building, sedangkan OCT harus ditempatkan jauh atau diluar building.
  6. Pada DTT, Lightning Arrester bisa ditempatkan didalam cubicle transformer untuk masing-masing fasanya (R, S & T), sedangkan pada OCT harus terpisah atau bahkan diinstall di outdoor.
  7. Sehubungan dengan potential hazard-nya, DTT membutuhkan proteksi lebih sedikit pada unit transformernya (over temperature saja), sedangkan pada OCT membutuhkan proteksi lebih banyak (DGPT).
  8. Khusus untuk DTT jenis cast resin, bila terjadi kerusakan pada winding tidak bisa diperbaiki (Non-repairable), sedangkan OCT bisa di-rewinding ulang.
  9. Sensor over-temperature DTT harus di rawat rutin agar bisa berfungsi ketika terjadi overload atau gangguan lainya. Pada OCT yang harus ditest fungsi adalah DGPT relaynya.
  10. Tap Changer pada DTT disambung menggunakan busbar (link) sehingga bilamana ingin mengubah harus pembuka teminasi. Sedangkan pada OCT, pemindahan Tap Changer dilakukan dengan memindahkan toggle untuk manual tap changer atau secara otomatis bila menggunakan OLTC.
  11. Biaya investasi awal DTT lebih tinggi dibanding OCT (hampir dua kalinya).
  12. DTT memiliki temperature rise dua kali lebih tinggi dibandingkan OCT, dengan kata lain DTT memiliki resistansi lebih tinggi.
  13. DTT memiliki losses lebih tinggi dibanding OCT sehingga dengan kata lain, DTT memiliki efisiensi lebih rendah dan biaya operasional jangka panjang lebih tinggi, sebagai contoh : untuk trafo 2000 kVA, DTT memiliki losses ± 26kW sedangkan OCT hanya ± 16kW.
  14. DTT memiliki BIL (basic impulse level) lebih rendah dari OCT, sebagai contoh, untuk system tegangan 13.8 kV/0.48kV, DTT memiliki BIL 60 kV di sisi primer dan 10 kV di sisi sekunder sedangakan OCT 95kV disi primer dan 30kV di sisi sekunder.
  15. DTT memiliki kemampuan overload dibanding OCT, contoh : untuk durasi overload 2 jam, DTT hanya mampu dibebani 115% sedangkan OCT mampu dibebani 180% (mengacu pada ANSI/IEEE C57.91-1981 Table 5 & 6).

Demikian sedikit penjelasan tentang type transformator. Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar